Monday, January 23, 2017

Proyek Pemelajaran yang Diperkaya (James Bellanca)

Saya akan mereview salah satu buku yang ada di rak buku saya. Ini buku lama, tapi saya baca kembali karena belum beli buku lagi. Hehe. Ini adalah buku yang saya butuhkan saat menyusun skripsi saya di tahun 2013 dan baru beres tahun 2014. Judul skripsi yang saya ambil saat itu adalah "Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar.

Waktu itu saya sulit sekali menemukan buku tentang Project Based Learning yang berbahasa Indonesia. Kebanyakan buku tentang model-model pembelajaran yang didalamnya hanya ada sedikit informasi mengenai PoBL. Saya diminta untuk mencari buku yang didalamnya khusus mengenai PoBL oleh dosen pembimbing. Tapi ternyata sulit menemukannya.

Di perpustakaan kampus tidak ada, di Bapusipda juga tidak ada. Saya banyak menemukan e-booknya yang berbahasa Inggris. Dosen pembimbing juga memberikan banyak e-book yang relevan dalam bahasa Inggris. Tapi saya butuh tambahan buku yang berbahasa Indonesia di sumber pustaka. Masa sih ga ada?

Kalau Problem Based Learning sih banyak. Tapi masa Project Based Learning ga ada sama sekali? Akhirnya saya cari ke palasari. Itu pilihan terakhir saya karena ga bisa dapat yang gratisan. Dulu saya mencari berjam-jam di salah satu toko buku palasari yang terkenal sangat lengkap, banyak diskonnya, dan buku yang kita beli langsung diberi sampul plastik tebal tanpa biaya tambahan.
Akhirnya saya menemukan buku ini. Bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami. Seneng banget lah pas nemuin buku ini. Mungkin karena susah nyarinya jadi bahagia, tersenyum sepanjang perjalanan pulang. Sebenarnya bahagia karena nemu buku Inferno Dan Brown. Saya beli juga novel itu. Biasanya pinjem ke perpus, tapi karena lama ga keluar-keluar di koleksi perpustakaan, jadi saya beli juga walaupun novel itu lebih tebal dan lebih mahal harganya dari buku ini. Hahaha. Ngerjain skripsi malah beli novel Dan Brown. Tambah ga fokus.

Kembali pada buku ini yang merupakan buku terjemahan. Saya penasaran ada tidak ya orang Indonesia yang menulis buku khusus tentang Project Based Learning.. Saya lupa harga buku ini berapa, tapi sudah googling harga terbaru Rp 70.000.

Anatomi buku ini:
Judul: Proyek Pemelajaran yang Diperkaya
Judul asli: Enriched Learning Project
Penulis: James Bellanca
Penerjemah: Ririn Sjafriani
Penerbit Indonesia: Indeks
Penerbit asal: Solution Tree Press
Tahun terbit: 2012
Jumlah halaman: 228
Dimensi: 20,5 cm X 28 cm
Harga: Rp. 70.000

Jadi PoBL ini gak cuman buat guru di kelas. Ortu di rumah juga bisa aplikasikan untuk anak-anaknya. Menariknya proyek adalah suatu hal bukan hanya sekedar pengetahuan, tapi praktis dan tentu melatih anak menyelesaikan masalah dengan membuat proyek bermanfaat. Btw, sebagai orang dewasa kita juga bisa pake untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Disini ditekankan evaluasi dilakukan oleh siswa, itu bagus banget. Siswa belajar untuk menilai dirinya sendiri, jadi lebih jujur dan transparan. Dalam kehidupan nyata seseorang yang bisa menilai kekurangan dan kelebihan diri sendiri akan memikirkan perbaikan untuk lebih produktif. Intinya guru hanya memfasilitasi dan membimbing siswa saja. Yang buat rancangan proyek siswa, yang menentukan alat dan bahan juga siswa, yang melasanakan proyek tentu siswa, dan menilai proyek juga siswa. Guru enak dong santai. Oh tidak juga. Justru membimbing agar siswa dapat melakukan hal-hal itu lebih berat daripada hanya sekedar guru ceramah, ngasih soal, dan menilai hasil kerja siswa. Percayalah mengajarkan orang mancing itu lebih sulit daripada kita kasih ikannya langsung.😆

Kelebihan buku ini adalah sangat lengkap mengupas seluk beluk tentang PoBL. Dipaparkan secara detail tentang apa itu PoBL, akuntabilitas, jawaban untuk keraguan guru mengenai kemungkinan pengaplikasian yang selama ini dianggap terlalu rumit, manfaat PoBL, perencanaan tentang lima langkah mundur sampai dilengkapi rubriknya juga, bagaimana menerapkan penilaian untuk proyek, laporan proyek, contoh proyek, dll. Pokonya sangat lengkap, ada sumber media cetak dan online juga yang dilampirkan penulis untuk membantu dalam menerapkan model PoBL (tapi dalam bahasa Inggris). Isi buku ini keren deh. Sangat membantu untuk inovasi pembelajaran di Indonesia.

Saya juga suka quote di setiap awal bab yang memotivasi. Seperti "Karena gagal mempersiapkan, Anda sedang mempersiapkan untuk gagal. " _ Benjamin Franklin. Ada yang berasal dari tokoh-tokoh terkenal, pepatah lama, peribahasa, dll.

Yang paling saya suka adalah quote di Bab 8 Menilai Proyek yang Diperkaya.
"Tidak ada!"
_seorang siswa,
secara anonim ketika ditanya apa yang dia pelajari hari itu

Saya tidak tau itu bisa dibilang quote atau tidak. Tapi tulisan di awal bab itu membuat saya merenungkan evaluasi pembelajaran yang selama ini saya lakukan terhadap siswa-siswa saya. Apa mereka sudah merasa mempelajari sesuatu dari setiap pertemuan kami di kelas ataupun di luar kelas? Mungkinkah siswa-siswa saya juga menjawab begitu saat orangtua di rumah bertanya kepada mereka? Saya termotivasi untuk mengevaluasi kemampuan evaluasi siswa terhadap dirinya sendiri. Orang yang paling bertanggung jawab untuk penilaian pembelajaran adalah siswa itu sendiri. Siswa harus menyadari sejauh mana perkembangan dirinya sebelum dan sesudah proses belajar. Saya juga suka dengan beberapa studi kasus yang dipaparkan penulis melalui cerita pendek atau dialog mengenai PoBL. Sangat menarik.

Selanjutnya kekurangan buku ini.. Sayang sekali saya kurang suka dengan hasil terjemahannya. Maaf.. Saya sendiri belum tentu bisa menerjemahkan satu buku ini dengan baik. Tapi sebagai pembaca saya merasa kurang nyaman dengan pemilihan kata dan penyusunan kalimat oleh penerjemah. Saat melihat judulnya saja saya sedikit ragu untuk membeli. Kata "Pemelajaran" menurut saya kurang tepat karena huruf awal dari kata dasar yang luluh bila bertemu dengan imbuhan setau saya hanya K,T,S, dan P. Jadi saya lebih setuju pada kata "Pembelajaran".

Salah satu contoh kalimat yang kurang nyaman dibaca ada di halaman 121 (saya membuka halaman secara acak, tapi disetiap halaman hampir selalu ada kalimat yang tidak koheren.)
"Salah satu cara Anda dapat menggunakan proyek-proyek pemelajaran yang diperkaya untuk memperkuat pemikiran siswa, adalah secara eksplisit menanamkan kemampuan berpikir pada mereka."

Tapi bagaimanapun juga, isi buku ini masih bisa dipahami dan saya tetap merekomendasikannya bagi yang ingin mengetahui seluk beluk dan pengaplikasian PoBL. Ya kalau ingin nyaman membacanya mungkin lebih baik langsung beli versi aslinya yang berbahasa Inggris. Tapi mungkin saja penerbit juga sudah mendapatkan komplain dan memperbaiki terjemahannya. Yang jelas buku ini sudah membantu penelitian saya. ^-^
Ternyata di belbuk juga ada.

Proyek Pembelajaran Yang Diperkaya: Jalur Praktis Menuju Keterampilan Abad Ke-21 Toko Buku Online Terpercaya

26 comments:

  1. Kadang suka "gatel" gitu ya kalo lihat buku terjemahan yg kurang pas, hihihi
    Semoga suatu hari nanti, kita bisa jadi penerjemah buku yg cihuuyy laris manis tanjung kimpul, aamiiinn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Aku pengen translate buku juga, tapi sadar kapasitas belum memadai, khawatir pembaca jadi bingung. Wkwkwk.

      Delete
  2. duh mbak, bukunya rumit ya. Kalau saya senang mengulik buku lama, yaitu buku resep makanan hihih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi. Iya, waktj itu baca buku ini karena penelitian skripsi. Buku resep makanan bisa jadi bahan project based learning juga tuh. Ada produknya kan, hasil masakan kita. 😉

      Delete
  3. Ow, ini buku terjemahan toh..

    Pantesan aja bahasanya kadang rumit.
    Btw soal penerjemah, saya suka sama penerjemah Harry Potter . Beliau itu handal memilih padanan kata yang pas ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang rata-rata kalau buku-buku fiksi terjemahan, hasil terjemahannya bagus-bagus ya.. Bikin yang baca ketagihan meski tebel banget, nyampe ngorbanin waktu tidur, makan, mandi. Wkwkwk. Aku korban buku fiksi terjemahan. Hihihi.

      Delete
  4. Aku bacanya kupikir salah yang kata pemelajaran, tapi ternyata memang gitu ya nulisnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, itu judul covernya aja bikin kita kerang-kerung bacanya.😂

      Delete
  5. Emang paling ngga enak baca buku yang terjemahannya ngga asyik
    Apalagi utk Buku fiksi, langsung illfeel deh 😁😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buku fiksi terjemahan rata-rata hasil terjemahnya enak dibaca mbak. Ga tau sih kalau yang gak best seller. 😅

      Delete
  6. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil ya. Tapi terbayang kita harus sabar dan telaten bacanya. Hehehe... Secara baca novel bisa ngebut, kayanya baca buku terjemahan ini kudu diselami...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu dia. Baca novel tebel, sekali duduk bisa langsung tamat. Beda kalau bentuknya narasi kita bisa lebih cepat nangkap isi buku kan ya.

      Delete
  7. Menurut aku kalau text book lebih enak baca dengan versi asli bukan terjemahan. Entah kenapa memang sering kecewa dengan buku terjemahan buku kuliah, beda dengan novel. Kenapa ya aneh kan kalau buku pendidikan malah terjemahannya kurang baik??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget. Mending baca versi englishnya. Tapi waktu itu aku diminta buat nyari sumber dengan Bahasa Indonesia juga. Padahal seru lho ini kalau terjemahannya
      enak dibaca. 😆

      Delete
  8. Agak gatel mata baca judulnya. Kenapa "Pemelajaran" ya. Mestinya kan "Pembelajaran". BUkan masalah KTSP tapi karena kata dasarnya ajar, bukan belajar. Seperti pada kata "memperoleh", p nggak luluh jadi "memeroleh" karena kata dasarnya oleh, bukan peroleh (mem + per + oleh).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya ya. Kata dasarnya ajar. Hihi. Lupa aku. Dulu waktu belajar Bahasa Indonesia aku diajarinnya yang KTSP luluh saat dikasih imbuhan. Kotor:mengotori. Tutup:menutupi. Sapu:menyapu. Pulang:memulangkan.

      Delete
  9. Agak serius ya bukunya..
    Tapi pasti penting buat para pengajar...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penting kalau mau menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Terutama cara evaluasi yang lebih ke proses daripada hasil.

      Delete
  10. Ini nih yang pernah bikin aku galau. Ditawarin nerjemahin buku biar jadi enak dibacanya. Tapi aku nolak. Soalnya, untuk bisa nerjemahin biar jadi buku yang enak dibaca itu, buatku sangat lama. Pastinya nyita waktu banget. Mana English-ku pas-pasan. Tapi pas baca buku hasil terjemahan orang lain, dari buku yang pernah ditawarin ke aku, duh aku kecewa. Berasa baca buku hasil terjemahan Google Translate. :D

    ReplyDelete
  11. sejujurnya aku ga suka bacaan berat karena penggemar cerita fantasi. Dan mulai membaca bacaan berat, yah karena mau ngerjai skripsi. yah gitu, bener2 harus teliti dan fokus.

    ReplyDelete
  12. Hehe, saya sukanya buku gareng petruk aja deh buat hiburan hihi
    Kl terjemahan suka gitu, kalimat jd ga pas n ribet dimengerti hehe

    ReplyDelete
  13. Nah, aku juga mau tanya hal ini, tentang kata pemelajaran.
    Seharusnya, pembelajaran.

    But on top of that, aku jatuh cinta sama cara mba meresensi buku ini.
    Percayalah!
    Informatif, edukatif sekaligus menghibur.
    How cool is that!
    Da best!


    ReplyDelete
  14. Kalau saya butuh high effort banget buat nyelesein baca buku ini pastinya mbak.
    Dirimu keren banget, bisa baca tuntas sekaligus mereview isinya.
    Yup, setuju.. agak gatel dengan pemilihan kata pembelajaran. Kupikir diawal aku yang salah, ternyata memang seharusnya tidak semua awalan luruh ya.. dan yang sudah lazim dipakai kata pembelajaran.

    ReplyDelete
  15. Aku sampai bingung pas baca judul tulisannya. kok "pemelajaran" ya? Terus lirik fotonya, lah bener ... pemelajaran. kenapa nggak pembelajaran sih ya? Kan kata asalnya Ajar ... Belajar ....

    ReplyDelete
  16. jadi project based on learning ini evaluasi dilakukan oleh siswa sendiri ya

    jadi siswa belajar untuk menilai dirinya sendiri, jadi lebih jujur dan transparan. Dalam kehidupan nyata seseorang yang bisa menilai kekurangan dan kelebihan diri sendiri akan memikirkan perbaikan untuk lebih produktif.

    ReplyDelete
  17. Wuah, saya jadi ingin ikutan meresensi juga nih. Dulu sempat sih tertarik dengan konsep penelitian PBL. Tapi enggak jadi deh. Hingga akhirnya waktu pun berlalu hingga membuat saya harus mengganti objek penelitian. Duduh...

    ReplyDelete