Saturday, January 18, 2020

GIVEAWAY: Sang Pangeran dan Janissary Terakhir (Salim A. Fillah)

Udah lama gak baca novel thriller. Eh ini fiksi sejarah deng. Tapi buat saya ini thriller, soalnya bikin deg-degan, banyak pembunuhan di dalemnya, dan berdarah-darah. Wkwkwk. Genre favorit saya banget. Dan gak nyangka seorang Salim A. Fillah nulis novel beginian. Tetiba inget Taiko dan Musashi. Tapi karena ini menyangkut pada sejarah bangsa dan agama saya sendiri, jadi lebih jleb kali ya ke saya. Nyampe nangis dong waktu baca bagian berdarah-darah saat eksekusi Pangeran Ngabehi dan kedua anaknya. Kan kalau baca Taiko atau Musashi saya biasa aja malah asa seneng ya kalau ada bagian siksa-siksaan, gorok-gorokan, dan semacamnya. Psycho. Hahah.

Di awal novel, pas baca covernya agak bingung. Pangeran Diponegoro gituh, pasti tau lah ya. Nah Janissary... Apaan tuh. Rasa penasaran muncul dari kata itu. Sesuatu yang asing. Pas mau buka google, eh kuota saat itu abis dong. Wkwkwk. Ya udah lanjut baca aja.

Karena saya termasuk pembaca yang sistematis, eh ketemu juga di lipatan dalam cover. Istanbul, bahasa Turki berarti kan. Tapi belum paham artinya apa. Baca juga "Senarai Syukur" penulis, siapa tau dijelaskan disana. Ga nemu juga. Tapi ada hal baru, tentang pelafalan vokal A dan O dijelaskan disini. Karena saya bukan orang Jawa, jadi baru tau pengucapan asli Jawa itu A tapi jadi O karena Sultan Agung Hanyokrokusumo menyukai vokal fathah pada huruf Arab kha', ra', shadd, dhadd, tha, zha', ghain, qaf. Harusnya Dipanegara jadi Diponegoro, Praga jadi Progo, Bagawanta jadi Bogowonto, dll. Menarik sekali, jadi pengen belajar bahasa Jawa. Btw, saya juga orang Jawa deng, Jawa Barat. 😆